Resensi Buku "Brida" Paulo Coelho






Judul                    : Brida
Penulis                : Paulo Coelho
Penerjemah        : Olivia Gerungan
Penerbit              : PT Gramedia Pustaka Utama
Halaman              : 232
ISBN                    : 978-979-22-7223-9


Ketika kau menemukan jalanmu, kau tidak boleh takut. Kau harus memiliki keberanian yang cukup untuk melakukan kesalahan. Kekecewaan, kekalahan, dan keputusasaan adalah alat-alat yang digunakan Tuhan untuk menunjukkan jalan pada kita. (Halaman 23)

Brida, perempuan 21 tahun, yang ingin belajar dunia sihir menemui Sang Magus di tengah hutan di Folk. Brida datang dari Dublin untuk menemui Sang Magus. Ia minta diajari bagaimana mempunyai keahlian sihir dengan Tradisi Matahari. Selain Tradisi Matahari, cara lain untuk belajar sihir adalah dengan mengikuti Tradisi Bulan. 

Alasan Brida mempelajari sihir salah satunya untuk menemukan jawaban tentang hidup. Namun pada akhirnya, Brida mendapat rekomendasi dari pemilik sebuah toko buku yang menjual buku-buku tentang olkutisme untuk menemui Wicca, seorang penyihir atau guru sihir wanita yang nantinya mempunyai kaitan erat dengan Pasangan Jiwa Brida.

Brida pun mendatangi Wicca dan mengutarakan keinginannya untuk belajar sihir. Akhirnya Brida belajar sihir melalui Wicca dengan mengikuti Tradisi Bulan. Dan ada beberapa ritual yang harus dilakukan Brida sebelum ilmu sihir bisa secara paripurna didapatkan.

Untuk menjadi seorang penyihir, seseorang harus terlebih dahulu menemukan Bakatnya. Untuk menemukan Bakat dalam dirinya, Brida dibawa Wicca ke sebuah tempat, 25 kilometer selatan Dublin dan mengikuti sebuah ritual. Pada saat menjalani ritual inilah muncul dalam alam bawah sadar Brida bahwa ia menyaksikan Loni, perempuan sekarat yang bersuamikan seorang tentara, Talbo. Dalam pikiran tersebut, Loni digambarkan sebagai perempuan yang sangat takut setelah mendengar Suara-Suara yang mengatakan bahwa ia akan segera mati. Setelah kejadian ini, Brida menemukan Bakatnya bahwa memang ia terlahir sebagai penyihir.

Walaupun tak jadi belajar ilmu sihir dari Sang Magus, tapi Brida tetap mempunyai rasa berhutang budi pada pria yang usianya dua kali lipat usianya itu. Brida kembali menemui Magus di tengah hutan. Brida ingin mengetahui dari Sang Magus bagaimana seseorang bisa menemukan Pasangan Jiwanya. Karena setiap orang pasti memiliki Pasangan Jiwa dan harus ditemukan dengan berbagai cara yang cukup rumit. Magus mengatakan kepada Brida bahwa ia hanya mengajari seseorang cara menemukan Pasangan Jiwa melalui Tradisi Matahari. Tapi sebagai pengikut Tradisi Bulan, Brida diminta menemukan Pasangan Jiwa degan melihat setitik cahaya di atas pundak kiri seseorang yang merupakan Pasangan Jiwanya.

Tanpa disadari Brida, ternyata dialah yang menjadi Pasangan Jiwa Sang Magus. Laki-laki itu jatuh cinta sejak pertama kali melihat perempuan itu. Walaupun telah memiliki kekasih, Lorens, Brida juga ingin menemukan siapa sebenarnya yang ditakdirkan menjadi Pasangan Jiwanya. Dia pun terus melakukan pencarian.

“Tapi bagaimana aku bisa tahu siapa Pasangan Jiwaku?“
”Dengan mengambil resiko kegagalan, kekecewaan, kehilangan arah, tapi tak pernah berhenti dalam pencarianmu menuju Cinta. Asal kau tetap mencari, pada akhirnya kau akan menang.”
(Halaman 41)

Buku ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama diberi judul Musim Panas dan Musim Gugur (Irlandia, Agustus 1983-Maret 1984) dan bagian kedua diberi judul Musim Dingin dan Musim Semi. Bagian pertama buku ini menceritakan tentang Brida yang ingin belajar sihir dan bagaimana ia berusaha mencari seorang guru untuk mengajarinya sihir. Sementara bagian kedua dikisahkan Brida semakin intens belajar sihir kepada Wicca dan mengikuti berbagai ritual-ritual yang diajarkan Wicca kepadanya. 

Buku ini adalah buku kedua Paulo Coelho yang aku baca. Sebelumnya aku pernah baca Sang Alkemis. Seperti buku Coelho sebelumnya, buku ini juga syarat kata-kata puitis dan quote inspiratif. Walaupun sebenarnya aku kurang sreg dengan tema cerita buku ini. Aku berharap cerita cinta Brida dan Lorens lebih dieksplore, apalagi ada Magus yang juga jatuh cinta ke Brida dan menemukan Brida adalah Pasangan Jiwanya. Brida juga merasakan bahwa Maguslah Pasangan Jiwanya. Eh ternyata Magus dan Wicca pernah menjalin hubungan pada saat mereka sama-sama belajar sihir pada seorang guru. Tapi hubungan itu akhirnya kandas karena mereka tahu mereka bukan Pasangan Jiwa bagi satu sama lain.

Aku kapan ya menemukan pasangan jiwa? *eh *abaikan saja.

Semakin kau memahami dirimu sendiri, semakin kau bisa memahami dunia. Dan semakin kau dekat dengan Pasangan Jiwamu. (Halaman 61)

Saya suka banget cover buku cetakan ketiga Februari 2012 ini. Aku suka rambut dari perempuan yang ada di cover ini. Nggak tahu kenapa, seperti perempuan di cover ini memiliki daya magis tapi eksotis, seperti Brida. Terjemahan buku ini juga aku suka. Tiga bintang deh untuk karya Om Coelho ini.






Tak seorang pun tahu apa yang mungkin terjadi di menit selanjutnya, dan kita tetap saja melangkah maju. Karena kita percaya. Karena kita memiliki Iman. (Halaman 29)


Memberi adalah satu-satunya cara menerima. (Halaman77)


Supaya tak perlu menderita, kau harus menolak cinta. (Halaman 90)


Tak ada satu hal pun di dunia yang sepenuhnya salah. Bahkan jam mati pun menunjukkan waktu yang tepat dua kali sehari. (Halaman 92)


Sebuah doa, jika diusung dengan kata-kata jiwa menjadi jauh lebih berkuasa dibandingkan ritual apa pun. (Halaman 94)



























Comments

Popular Posts